Makalah Sejarah Peminatan Untuk Tugas Sekolah
Makalah Sejarah Peminatan Untuk Tugas Sekolah. Pada kali ini kami akan berbagi contoh Makalah
Sejarah Peminatan Untuk tugas sekolah Perkembangan Pengaruh Barat Pada Masa
Kolonial Di Indonesia. Nah buat kalian semua yang sedang mencari dan
membutuhkannya silahkan simak dan simpan brerikut dibawah ini
Baca juga:
Tari semabah dari daerah Lampung
Budi pekerti tugas sekolah
Kata bijak Islam
Obat mujarab sakit gigi
Budi pekerti tugas sekolah
Kata bijak Islam
Obat mujarab sakit gigi
MAKALAH SEJARAH
PEMINATAN
“PERKEMBANGAN
PENGARUH BARAT PADA MASA KOLONIAL DI INDONESIA”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
ANITA MAY
ATIKA AYU F.
DELFIA ANDRIANI
GIDEON LEONARDO
IRVAN SEPTA
XI IPS 5
TP.2018/2019
Perkembangan Pengaruh Barat pada Masa Kolonial
A. Penjajahan Samudra oleh Bangsa Eropa
Sejak abad ke-5, bangsa Eropa
sudah mengenal rempah-rempah yang berasal dari Indonesia. Pada awalnya, hasil
bumi dari Indonesia dan Wilayah lainnya di Asia sampai ke Eropa melalui sistem
perdagangan berantai. Hubungan perdagangan antara Eropa dan Asia Barat melalui
Laut Tengah tersebut mengalami kemunduran setelah terjadinya perang salib
(1096-1291). Serta kemunculan kerajaan Turki Usmani yang juga mempersulit
perdagangan antara Eropa dan Asia sehingga mengalami kemunduran. Hal tersebut
Menyebabkan terputusnya perdagangan di laut Tengah dan terputusnya hubungan
dagang antara Asia dan Eropa. Akibatnya
bangsa Eropa kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah dari Indonesia yang
mengalami kelangkaan dan harganya sangat mahal. Selain alasan tersebut,faktor
yang mendorong bangsa Eropa untuk penjelajahan samudra antara lain sebagai
berikut :
1. Bangsa Eropa
berkeinginan untuk mendapatkan rempah-rempah dengan harga lebih murah.
2. Adanya kemajuan
di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seperti penemuan kompas yang dapat memperlancar kegiatan penjelajahan
samudra.
3. Adanya
keinginan untuk menyebarkan agama Kristen ke luar benua Eropa.
4. Adanya keinginan
untuk membuktikan bahwa bentuk bumi itu bulat seperti yang dikemukakan oleh Copernicus (1473-1543).
Semangat mencari daerah baru juga
didorong oleh semangat 3G(gold,gospel,glory). Dari segi ekonomi (glory) ambisi
mereka terkait upaya mencari untung yang sebesar-besarnya melalui kegiatan
perdagangan, terutama rempah-rempah. Dari segi agama(gospel), ambisi mereka ke
kawasan timur (Nusantara) berkaitan dengan adanya semangat bangsa-bangsa barat
untuk melanjutkan perang salib (perang umat Islam dan Kristen) dan menyebarkan
agama Kristen. Mereka bersemangat menyebarkan agama Kristen ke daerah-daerah
yang baru. Dari segi petualangan dan kemuliaan (glory) kedatangan orang-orang
Eropa ke negara-negara di Timur berkaitan dengan hobi berpetualang dari tempat
yang satu ke tempat yang lain sebagai wujud mencari kemuliaan, keharuman, atau
kejayaan. Jiwa petualang bagi orang-orang Eropa untuk pergi ketimur juga di
dorong oleh dua hal, yakni cerita Marcopolo tentang kemajuan di dunia timur dan
adanya keyakinan bahwa bumi itu bulat. Kepeloporan melakukan penjelajahan ini
di pandang ikut memberikan unsur kejayaan bagi bangsa-bangsa Barat.
B. Munculnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di
Indonesia
Melalui penjelajahan samudra, bangsa-bangsa
barat berhasil mencapai wilayah Indonesia. Bangsa Barat pertama yang berhasil
mencapai Indonesia adalah bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris. Pada
awalnya, kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia hanya bertujuan untuk
berdagang. Selanjutnya, bangsa-bangsa Eropa tersebut berusaha menguasai
perdagangan rempah-rempah di Indonesia dengan melakukan praktik monopoli
dagang.
1. Kedatangan
bangsa Prtugis ke Indonesia
a. Pada tahun
1498, Portugis berhasil mencapai India
b. Pada tahun
1511, Portugis berhasil menguasai Malaka
c. Pada tahun
1512, Alfonso de albuquerque mengirim beberapa buah kapal ke Maluku
d. Pada tahun
1522, Prtugis mendirikan benteng Saint John di Ternate
Portugis menuntut imbalan berupa
hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate dan memaksa Sultan Ternate
untuk menandatangani perjanjian monopoli perdagangan dengan Portugis.
Diantara
perjanjian monopoli tersebut adalah :
1. Dilarang
menjual rempah-rempahnya secara bebas
2. Portugis
menetapkan harga rempah-rempah yang dijual rakyat dengan harga yang murah.
3. Bangsa
Portugis aktif menyebarkan agama katholik yang dilakukan oleh Fraciscus
xaferius.
2. Kedatangan
Bangsa Spanyol ke Indonesia
a. Pada tahun
1521, Bangsa Spanyol tergabung dalam kapal ekspedisi Magelhaens-Del cano yang
tiba pertama kali di Tidore
b. Pada tahun
1529, Spanyol menyelesaikan sengketa di Maluku tersebut, Portugis dan Spanyol
menempuh jalur perundingan yang dilaksanakan di Saragesa (Spanyol). Isi
perjanjian tersebut adalah :
• Spanyol
harus meninggalkan Maluku dan melakukan perdagangan di Filipina.
• Portugis
tetap melakukan kegiatan perdagangan di kepulauan Maluku.
• Spanyol
segera meninggalkan Maluku.
3. Kedatangan
Bangsa Belanda ke Indonesia
a. Pada tahun
1585, Belanda tidak lagi memberi rempah-rempah dari Lisabon.
b. Pada tahun
1595, Belanda memulai pelayarannya menuju Nusantara dengan memakai empat buah
kapal dibawah pimpinan Cornelis De Houtman dan De Keyzer.
c. Pada tahun
1596, Belanda berhasil mendarat di Banten
d. Pada tahun
1596, Belanda kembali lagi ke Banten untuk mengadakan perjanjian persahabatan
e. Pada tahun
1596, Belanda dan Portugis saling berebut pengaruh terhadap Sultan Banten
f. Pada tahun
1598, rombongan kapal dari negeri Belanda dengan 8 buah kapal tiba di Banten
C. Perluasan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di
Indonesia
1.Sejarah Kelahiran VOC di Indonesia
a. Pada tahun 1602, VOC berdiri secara resmi di
Banten.
c. Gubernur
Jendral Pieter Both, Gubernur Jendral VOC pertama yang memerintah tahun
1610-1619 di Ambon.
2. Daerah Perluasan Wilayah VOC
a. Pada
tahun 1602, daerah Banten
b. Pada
tahun 1619, daerah Jayakarta diubah menjadi Batavia
c. Pada
tahun 1641, daerah Malaka
d. Pada
tahun 1662, daerah Padang
e. Pada
tahun 1667, daerah Makassar
3.Kebijakan Perdagangan VOC
Pada abad ke-18,VOC mengalihkan
perhatiannya untuk menanam kopi, gula dan teh. Misal, tebu di Batavia, kopi dan
teh di Priangan.
a. VOC banyak
mempergunakan bupati
b. Memeanfaatkan
bangsa Cina untuk memungut pajak
c. Mengadakan
eksploitasi agraris di seluruh Indonesia
4.Kebijakan Politik
a.
Memperluas wilayah taklukan VOC
b. Devide
et impera
c.
Melaksanakan hak monopoli
d.
Melaksanakan ekstirpasi
d. Berkembangnya
politik merkantisme, kapitalisme dan revolusi industri di Negara Barat
5.Runtuhnya VOC
Pada pertengahan abad ke-18 VOC
mengalami kemunduran, karena beberapa sebab sehingga dibubarkan.
a. VOC memiliki
hutang sebesar 136,7 juta gulden
b. Mundurnya
perokonomian di sebabkan negeri Belanda menjadi anggota koalisi untuk
menghadapi pemerintah Napoleon Bonaparte di Prancis
6.Pemerintah Hindia-Belanda
a. Pejabat
tinggi yang memegang pemerintahan atas wilayah Indonesia adalah Gubernur
Jenderal
b.
Pelaksanaan sistem taman paksa
c. Adanya
sistem sewa tanah di Indonesia
d. Juga
melaksanakan Islamologi dan Idologi
D. Kebijakan Pemerintah Kolonial di Indonesia pada Abad
ke-19
1. sistem pemerintahan kolonial Hindia-Belanda dibawah
Gubernur Jenderal Deandels
Kedatangan Deandels di Indonesia
sebagai gubernur Jendral adalah untuk mempertahankan pulau Jawa agar tidak
jatuh ke tangan Inggris dan memperbaiki keadaan tanah jajahan. Kebijakan
Deandels dalam usaha mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris, antara
lain :
1. Membuat jalan
raya dari Anyer sampai Panarukan
2. Mendirikan
benteng-benteng pertahanan
3. Membangun
pangkalan angkatan laut di Merak dan Ujung Kulon
4. Memperkuat
pasukan yang beranggotakan orang Indonesia
5. Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan
Surabaya
Selain dalam bidang pertahanan
dan kemiliteran, Deandels juga berusaha memperbaiki keadaan pulau Jawa dengan
cara, antara lain :
1. Membagi pulau
Jawa menjadi 9 prefektur
2. Mengangkat
para Bupati di seluruh Jawa sebagai pegawai pemerintahan Belanda
3. Memperbaiki
gaji pegawai, memberantas korupsi, dan memberi hukuman yang berat bagi para
pegawai yang melakukan praktik korupsi
4. Mendirikan
badan-badan pengadilan yang sesuai dengan adat istiadat Indonesia
Karena tidak mendapatkan bantuan
dari negeri Belanda, Deandels kemudian berusaha memperoleh biaya yang
diperlukan dengan cara-cara, antara lain :
1. Menerapkan
aturan menyerahkan sebagian hasil bumi sebagai pajak (contingenten) dan aturan
penjualan paksa hasil bumi kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan
(verplicht leverantie)
2. Mengadakan
kerja paksa (rodi) bagi penduduk Indonesia
3. Menjual
tanah-tanah luas kepada pengusaha swasta Belanda dan Tionghoa
4. Memperluas
areal penanaman tanaman kopi
2. kebijakan pemerintahan kolonial Inggris
Pemerintahan Inggris di pimpin
oleh Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles (1811-1816). Kebijakan politik
pemerintahan Raffles berdasarkan asas-asas liberal yang menekankan kebebasan
dan persamaan manusia.
Prinsip kebijaksanaan kolonial Raffles di Hindia-Belanda
berpatokan pada tiga asas, antara lain:
1. Segala bentuk
penyerahan wajib dan kerja paksa di hapuskan sehingga rakyat di beri kebebasan
untuk menanam tanaman yang dianggap menguntungkan
2. Peranan para
bupati sebagai pemungut pajak di hapuskan dan mereka dijadikan bagian yang
integral dari pemerintahan kolonial dengan funsi-fungsi pemerintahan yang
sesuai dengan birokrasi pemerintahan di negeri Barat
3. Para petani
yang menggarap tanah dianggap sebagai penyewa (tenant) yang memiliki kewajiban
untuk membayar sewa tanah (landrent) atau pajak tanah
Kebijakan ekonomi pemerintahan Raffles bertujuan untuk ,
antara lain:
1. Mengurangi beban
kehidupan rakyat
2. Memberikan
kebebasan dan kepastian hukum kepada para petani atas tanah yang dimilikinya
3. Pemerintah
memiliki pemasukan yang tetap dari sewa tanah
Ternyata sistem sewa tanah yang
di cetuskan Raffles mengalami kegagalan, antara lain sebagai berikut:
1. Pemerintah
kolonial mengalami kesulitan menentukan jumlah pajak bagi setiap pemilik tanah
2. Pajak tanah
harus dibayar dengan uang
3. Kepemilikan
tanah masih bersifat tradisional
3.Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa di Indonesia (1830-1870)
Penjajahan Inggris di Indonesia
berakhir saat kekuasaan Kaisar Napoleon Bonaparte di Prancis pada tahun 1814.
Pada saat itu pula negeri Belanda tidak lagi dikuasai oleh bangsa-bangsa
Prancis oleh karena itu Inggris dan Belanda mengadakan perjanjian London pada
tahun 1814, yang isinya Belanda akan menerima kembali daerah jajahannya yang
dahulu diserahkan kepada Inggris dalam perjanjian Tuntang tahun 1811. Sejak
tahun 1816, pemerintah Belanda berkuasa kembali di Indonesia.
Pemerintah Belanda membentuk
komisi Jenderal untuk mengelola wilayah di Indonesia. Anggota komisi Jenderal
itu terdiri atas Elout, Buyskes, dan Van der capellen. Van der capellen
memegang peranan penting di dalam menjalankan pemerintahan kolonial di
Indonesia. Salah satu kebijakannya adalah menyewakan tanah kepada para
pengusaha Eropa.
Pemerintahan Van der capellen dianggap gagal
sehingga digantikan oleh Jendral Du Bus de Gisignis. Tetapi ternyata Du Bus de
Gisignes juga gagal untuk memperoleh pemasukan sebesar-besarnya guna menutupi
kas negara yang kosong. Tahun 1830 pemerintah Hindia-Belanda dan negeri Belanda
mengalami kesulitan keuangan penyebabnya anatara lain :
a. Pemerintah
Hindia-Belanda banyak mengeluarkan biaya untuk perang Diponegoro (1825-1830)
b. Pemerintah di
negeri Belanda banyak mengeluarkan biaya perang menghadapi pemberontakan rakyat
Belgia.
Johanes van den bosch mengusulkan kepada pemerintah Belanda
agar produksi tanaman ekspor di Indonesia ditingkatkan dengan melaksanakan
Cultuur stelsel. Yang dimaksudkan untuk menolong usulan pemerintah Belanda dan akhirnya disetujui. Setibanya di
Indonesia pada tahun 1830 program kerja ditanah jajahan van den bosch adalah :
Ø Sistem sewa tanah
dengan uang harus dihapuskan karena pelaksanaannya sangat sulit sehingga tidak
banyak memberikan keuntungan.
Ø Sistem tanaman
bebas diganti dengan tanaman wajib yang sudah ditentukan oleh pemerintah
Hindia-Belanda
Ø Pajak tanah harus
dibayar rakyat dengan menyerahkan sebagian hasil tanamannya kepada pemerintah
Hindia-Belanda.
Ø Kerja wajib
dihidupkan kembali untuk menunjang kelancaran sistem penanaman wajib dan
kepentingan Belanda lainnya.
a.
Ketentuan-ketentuan pokok dari sistem tanam paksa diatur dalam Staatblad
(Lembaga Negara) tahun 1834 No . 22.
b. Pelaksanaan
sistem tanam paksa memang kelihatan tidak menekan rakyat akan tetapi dalam
praktik ternyata pelaksanaannya seringkali menyimpang dari ketentuan-ketentuan
pokok yang telah ditetapkan sehingga rakyat banyak dirugikan.
c. Dampak tanam
paksa adalah penderitaan bagi rakyat Indonesia yang berupa kemiskinan rakyat,
kewajiban kerja rodi yang membebani petani, pembayaran pajak yang memberatkan
petani, penurunan penduduk secara drastis akibat kelaparan
Kesengsaraan yang diderita oleh rakyat Indonesia akibat
sistem tanam paksa pada umumnya tidak diketahui oleh rakyat Belanda. Namun,
sejak tahun 1850 rakyat Belanda mulai mengetahui keadaan yang sebenarnya karena
berita mengenai tindakan sewenang-wenang pegawai pemerintah kolonial dan
penderitaan penduduk Indonesia akhirnya sampai di Belanda. Kalangan humanis dan
kapitalis mengecam diperlakukannya sistem tanam paksa di Indonesia. Kalangan
humanis menuntut agar sistem tanam paksa dihapuskan karena menindas tanah
rakyat jajahan. Tokoh yang menentangnya antara lain Baron van houvel, E.F.E.
Douwes dekker (multatuli), Fransen van der putte. Akhirnya tahun 1870 tanam
paksa secara resmi berakhir stelah dilaksanakan selama 40 tahun.
4.Sistem Usaha Swasta (1870-1900)
Usaha kaum liberal di Negeri Belanda yang menuntut agar
Sistem Tanam Paksa dihapuskan telah berhasil pada tahun 1870. Namun, tujuan
yang hendak dicapai oleh kaum liberal tidak hanya terbatas pada penghapusan
Sistem Tanam Paksa. Mereka mempunyai tujuan lebih luas dalam bidang ekonomi,
antara lain:
1. Pemerintah
tidak melakukan campur tangan dalam kegiatan ekonomi
2. Kegiatan
ekonomi harus ditangani oleh pihak swasta
3. Faktor yang
dapat menghambat kehidupan ekonomi masyarakat
4. Tugas negara
adalah memelihara ketertiban umum dan menegakkan hukum agar sektor ekonomi
berjalan lancar
Karena Sistem Tanam Paksa
dihupaskan kaum liberal di Belanda agar pengusaha swasta dapat mulai menanamkan
modalnya di Indonesia, terutama di bidang perkebunan. Beberapa faktor yang mendorong pemodal swasta Belanda untuk
menanamkan modalnya di Indonesia, antara lain:
1. Kemajuan
industri dan perdagangan di Belanda
2. Lancarnya
hubungan Indonesia-Belanda akibat dibukanya Terusan Suez
3.
Terselenggaranya Dinas Pos (1868) dan Dinas Telegraf(1870)
4. Berlakunya
Undang-undang Agraria (1870)
5.Politik Etis
Pada akhir abad ke 19 muncul
kritik kepada pemerintah Hindia-Belanda berkaitan dengan praktik liberalismenya
yang gagal dalam memperbaiki tingkat kehidupan rakyat Indonesia. Politik etis
mulai dijalankan tahun 1900 sejalan dengan semakin meningkatnya penanaman modal
asing di Indonesia. Dalam pelaksanaannya pemerintah Belanda melaksanakan
politik etis untuk kepentingannya sendiri akan tetapi masih ada manfaat yang
dapat diperoleh bangsa Indonesia. Di bidang pendidikan, rakyat Indonesia
memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan modern.
Sejak pemerintah kolonial
menggalakkan pendidikan dengan membuka sekolah-sekolah bagi rakyat Indonesia
pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terjadilah mobilitas sosial rakyat
Indonesia. Proses mobilitas sosial akibat pendidikan tersebut melahirkan
golongan intelektual yang mengisi berbagai jabatan dibidang birokrasi
pemerintah Hindia-Belanda dan juga mampu menduduki posisi-posisi didalam
birokrasi dan pemeritahan yang sebelumnya hanya diduduki oleh bangsa Belanda.
Lambat laun mereka menyadari kepincangan yang terjadi di Indonesia sebagai
akibat politik penjajahan. Meskipun jumlahnya masih sangat sedikit, namun golongan terpelajarlah yang akhirnya
memelopori pergerakan nasional Indonesia yang menentang penjajahan dan
memperjuangkan kemerdekaan dengan cara-cara yang modern.
Semoga apa yang kami berikan ini berguna untuk
kalian yang sedang mencari tugas sekolah. Selalui kunjungi situs ini untuk
melihat artikel trerkait lainnya sampai jumpa kembali.